1. Adakah yang melanggar hukum sebelum manusia diciptakan?
"... Iblis berbuat dosa dari mulanya" I Yohanes 3:8.
"Engkau tak bercela dalam tingkah lakumu sejak hari penciptaanmu sampai terdapat kecurangan padamu. Dengan dagangmu yang besar engkau penuh dengan kekerasan dan engkau berbuat dosa ... engkau sombong kerana kecantikanmu" Yehezkiel 28:15-17.
"Engkau yang tadinya berkata dalam hatimu: ... hendak menyamai Yang Maha Tinggi" Yesaya 14:14
Catatan : Lucifer (Iblis) hendak menjadikan dirinya tuhan. Dia melanggar hukum yang pertama dari Sepuluh Hukum. Saat itu Dasa Titah (Sepuluh Hukum Allah) memang belum dinyatakan secara bertulis seperti di Sinai, namun kandungannya sudah ada sejak awal, kerana itu menggambarkan tabiat Allah (apa yang berkenan di hatiNya dan apa yang tidak berkenan padaNya).
2. Adakah hukum moral Allah sudah ada sebelum dinyatakan di Gunung Sinai?
"Sebab itu, sama seperti dosa telah masuk ke dalam dunia oleh satu orang, dan oleh dosa itu juga maut, demikianlah maut itu telah menjalar kepada semua orang, karena semua orang telah berbuat dosa." Roma 5:12.
Catatan: Nenek moyang kita yang pertama, Adam, sudah diperkenalkan kepada hukum Allah; jika tidak maka ia tidak dapat disebutkan berdosa, Paulus mengumumkan: "Kerana aku juga tidak tahu apa itu keinginan, kalau hukum Taurat tidak mengatakan: `Jangan mengingini."' Roma 7:7.
3. Adakah bukti lain bahwa Sepuluh Hukum sudah ada sebelum diberikan di Gumung Sinai?
a. Hukum pertama yang berhubungan dengan tuhan lain.
Kejadian 35:2
Lalu berkatalah Yakub kepada seisi rumahnya dan kepada semua orang yang bersama-sama dengan dia: "Jauhkanlah dewa-dewa asing yang ada di tengah-tengah kamu, tahirkanlah dirimu dan tukarlah pakaianmu.
Yosua 24:2
"Berkatalah Yosua kepada seluruh bangsa itu: "Beginilah firman TUHAN, Allah Israel: Dahulu kala di seberang sungai Efrat, di situlah diam nenek moyangmu, yakni Terah, ayah Abraham dan ayah Nahor, dan mereka beribadah kepada tuhan yang lain." .
b. Hukum kedua yang melarang penyembahan berhala.
Kejadian 31:19
Adapun Laban telah pergi menggunting bulu domba-dombanya. Ketika itulah Rahel mencuri terafim ayahnya.
Kejadian 35:4
Mereka menyerahkan kepada Yakub segala dewa asing yang dimiliki mereka dan anting-anting yang ada pada telinga mereka, lalu Yakub menanamnya di bawah pohon besar dekat Sikhem.
c. Hukum ketiga melarang penghinaan kepada Allah.
Keluaran 5:2
Tetapi Firaun berkata: "Siapakah TUHAN itu yang harus kudengarkan firman-Nya untuk membiarkan orang Israel pergi? Tidak kenal aku TUHAN itu dan tidak juga aku akan membiarkan orang Israel pergi.
Ayub 21:15
Yang Maha Kuasa itu apa, sehingga kami harus beribadah kepada-Nya, dan apa manfaatnya bagi kami, kalau kami memohon kepada-Nya?
d. Hukum keempat yang berhubungan dengan hari Sabat Allah.
Kejadian 2:2-3
Ketika Allah pada hari ketujuh telah menyelesaikan pekerjaan yang dibuat-Nya itu, berhentilah Ia pada hari ketujuh dari segala pekerjaan yang telah dibuat-Nya itu. 2:3 Lalu Allah memberkati hari ketujuh itu dan menguduskannya, kerana pada hari itulah Ia berhenti dari segala pekerjaan penciptaan yang telah dibuat-Nya itu.
Keluaran 16:23
Lalu berkatalah Musa kepada mereka: "Inilah yang dimaksudkan TUHAN: Besok adalah hari perhentian penuh, sabat yang kudus bagi TUHAN; maka roti yang perlu kamu bakar, bakarlah, dan apa yang perlu kamu masak, masaklah; dan segala kelebihannya biarkanlah di tempatnya untuk disimpan sampai pagi." (Pada waktu ini Sepuluh Hukum belum dinyatakan di Sinai)
e. Hukum kelima yang berhubungan dengan penghormatan orang tua.
Kejadian 50:16-17
Sebab itu mereka menyuruh menyampaikan pesan ini kepada Yusuf: "Sebelum ayahmu mati, ia telah berpesan: Beginilah harus kamu katakan kepada Yusuf: Ampunilah kiranya kesalahan saudara-saudaramu dan dosa mereka, sebab mereka telah berbuat jahat kepadamu. Maka sekarang, ampunilah kiranya kesalahan yang dibuat hamba-hamba Allah ayahmu." Saudara-saudara Yusuf mengerti bahwa orang tua harus dihormati, sehingga mereka memakai hal ini agar Yusuf tidak membalas perbuatan mereka.
f. Hukum keenam mengenai pembunuhan.
Kejadian 4: 8
Kata Kain kepada Habel, adiknya: "Marilah kita pergi ke padang." Ketika mereka ada di padang, tiba-tiba Kain memukul Habel, adiknya itu, lalu membunuh dia. Tuhan menghukum Kain atas perbuatannya ini meskipun Sepuluh Hukum belum dinyatakan secara tertulis.
g . Hukum ketujuh yang melarang ketidak-setiaan dalam perkawinan.
Kejadian 34:2
Ketika itu terlihatlah ia oleh Sikhem, anak Hemor, orang Hewi, raja negeri itu, lalu Dina itu dilarikannya dan diperkosanya.
Kejadian 39 :7
Selang beberapa waktu isteri tuannya memandang Yusuf dengan berahi, lalu katanya: "Marilah tidur dengan aku." Yusuf menolak : (Kejadian 39:9) ".. Bagaimanakah mungkin aku melakukan kejahatan yang besar ini dan berbuat dosa terhadap Allah?" Sebelum Sepuluh Hukum dinyatakan secara tertulis, Yusuf tahu bahwa perzinaan adalah dosa di mata Allah.
h . Hukum ke-8 melarang pencurian.
Kejadian: 44 :8
Bukankah wang yang kami dapati di dalam mulut karung kami telah kami bawa kembali kepadamu dari tanah Kanaan? Masakan kami mencuri emas atau perak dari rumah tuanmu?
Kejadian: 27 35
Jawab ayahnya: "Adikmu telah datang dengan tipu daya dan telah merampas berkat yang untukmu itu."
i . Hukum kesembilan yang berhubungan dengan penipuan dan kepalsuan.
Kejadian: 27 :24,36
Tetapi ia masih bertanya: "Benarkah engkau ini anakku Esau?" Jawabnya: "Ya!" ..... Kata Esau: "Bukankah tepat namanya Yakub, kerana ia telah dua kali menipu aku."
j. Hukum kesepuluh yang berhubungan dengan ketamakan.
Hawa menginginkan yang bukan miliknya sebelum mengambilnya.
Kejadian: 3 :6.
Perempuan itu melihat, bahwa buah pohon itu baik untuk dimakan dan sedap kelihatannya, lagi pula pohon itu menarik hati kerana memberi pengertian. Lalu ia mengambil dari buahnya dan dimakannya dan diberikannya juga kepada suaminya yang bersama-sama dengan dia, dan suaminya pun memakannya.
Catatan: Sementara ke-Sepuluh Hukum belum tidak dinyatakan secara formal, namun jelas dari penyataan-penyataan ini bahawa manusia menyedarinya, sebahagian orang mengatur hidup mereka sesuai dengan hukum-hukum itu, sebahagian lagi melanggarnya.
4. Ada banyak hukum dan peraturan yang Tuhan berikan kepada bangsa Israel melalui Musa. Mencakupi apa sajakah hukum-hukum yang Allah berikan itu?
Ada tiga macam hukum disebutkan dalam Alkitab. Perlu membedakan sifatsifat hukum-hukum ini jika tidak orang dapat salah menggunakan Kitab Suci yang membawa kebinasaan mereka sendiri (II Petrus 3:16). Ketiga jenis hukum itu ialah:
a. Hukum Sipil
Ini adalah hukum-hukum yang mengatur hubungan antara sesama manusia dalam masyarakat Israel yang Theokrasi (Tuhan sendiri yang menjadi ketua pemerintahan), menyangkut kejahatan, hukum perang, prosedur penghakiman, perceraian, dan lain-lain. Contoh : Keluaran 21, 22, Bilangan 19-22, 24-25
Ini tidak lagi mengikat sekarang sebagai kewajipan sipil mengingat kita hidup di Indonesia yang mempunyai undang-undang negara sendiri.
b. Hukum- Upacara
Ini adalah hukum-hukum kaabah yang mengatur upacara agama bangsa Israel yang menunjuk kepada Mesias.
Menyangkut tata cara persembahan korban, hari-hari raya, dsb. Hukum-hukum ini diberikan kerana kejatuhan manusia ke dalam dosa, dan hanya merupakan bayangan saja dari apa yang akan datang (Kolose 2:16,17). Berlaku sampai hukum-hukum ini mencapai penggenapannya dalam pekerjaan penebusan dan pendamaian yang dilakukan Kristus.
Contoh : Imamat 1- 9, Imamat 23.
c. Hukum Kesihatan
Hukum-hukum ini mengatur hal-hal yang berhubungan dengan makanan, kebersihan, sanitasi, penyakit, dan sebagainya. Contoh Imamat 11 - 14, Bilangan 19
Kerana hukum ini menyangkut kesihatan manusia, maka prinsip-prinsipnya tetap berlaku sampai sekarang, bahkan banyak diterapkan di dunia medis, namun penerapannya disesuaikan dengan keadaan zaman dan perkembangan teknologi.
Catatan : Lebih jauh mengenai hal ini dibahas dalam topik "Tubuhku BaitNya"
d. Hukum Moral
Ini adalah hukum sepuluh perintah yang tertulis dalam Keluaran 20:1-17. Hukum ini telah diumumkan di atas Gunung Sinai, ditulis oleh jari Allah sendiri pada loh batu dan merupakan hukum yang universal. Hukum ini menyatakan apa yang menjadi kehendak Allah, cerminan dari tabiat Allah, bersifat kekal.
5. Apakah maksud Allah memberikan hukum-hukumNya?
"Engkau telah menerima janji dari pada TUHAN pada hari ini, bahawa Ia akan menjadi Allahmu, dan engkau pun akan hidup menurut jalan yang ditunjukkan-Nya dan berpegang pada ketetapan, perintah serta peraturan-Nya, dan mendengarkan suara-Nya. ... dan Ia pun akan mengangkat engkau di atas segala bangsa yang telah dijadikan-Nya, untuk menjadi terpuji, ternama dan terhormat. Maka engkau akan menjadi umat yang kudus bagi TUHAN, Allahmu, seperti yang dijanjikan-Nya." Ulangan 26:17-19.
Catatan : Tuhan ingin menjadikan bangsa Israel bangsa yang kudus (kudus = dipisahkan), yang berbeza dengan bangsa-bangsa sekitarnya yang hidup menyembah tuhan-tuhan lain beserta perilaku dan tatacara kehidupan yang di luar kehendak Allah. Bangsa Israel melalui ketaatan mereka terhadap perintah Allah, menjadikan mereka mempunyai kehidupan yang teratur, sihat jasmani dan rohani, sehingga menjadi bangsa yang terhormat dan terpandang di dunia, sehingga dapat menjadi saluran berkat, menjadi terang bagi bangsa-bangsa lain agar mereka dapat melihat Allah yang benar adalah Allah bangsa Israel.
6. Apakah hukum-hukum yang diberikan Allah tersebut hanya berlaku bagi bangsa Israel saja?
"Mengenai jemaah itu, haruslah ada satu ketetapan bagi kamu dan bagi orang asing yang tinggal padamu; itulah suatu ketetapan untuk selama-lamanya bagi kamu turun-temurun: kamu dan orang asing haruslah sama di hadapan TUHAN. Satu hukum dan satu peraturan berlaku bagi kamu dan bagi orang asing yang tinggal padamu." Bilangan 15:15,16
"Tetapi kamulah bangsa yang terpilih, imamat yang rajani, bangsa yang kudus, umat kepunyaan Allah sendiri, supaya kamu memberitakan perbuatan-perbuatan yang besar dari Dia, yang telah memanggil kamu keluar dari kegelapan kepada terang-Nya yang ajaib: kamu, yang dahulu bukan umat Allah, tetapi yang sekarang telah menjadi umat-Nya, yang dahulu tidak dikasihani tetapi yang sekarang telah beroleh belas kasihan. I Petrus 2:9-10
Catatan : Kita yang beriman pada Kristus adalah anak-anak Abraham (Galatia 3:7), kita adalah Israel rohani yang dipanggil menjadi bangsa yang kudus, dengan demikian hukum-hukum Allah yang diberikan kepada Israel zaman dahulu juga berlaku bagi kita.
7. Apakah perjanjian Allah di Sinai merupakan suatu perjanjian yang baru yang belum ada sebelumnya?
"Aku akan mengadakan perjanjian antara Aku dan engkau serta keturunanmu turun-temurun menjadi perjanjian yang kekal, supaya Aku menjadi Allahmu dan Allah keturunanmu." Kejadian 17:7
"tetapi Aku sudah mendengar juga orang-orang Israel yang telah diperbudak oleh orang Mesir, dan Aku ingat kepada perjanjian-Ku." Keluaran 6:4
" Ia ingat untuk selama-lamanya akan perjanjian-Nya, firman yang diperintahkan-Nya kepada seribu angkatan, yang diikat-Nya dengan Abraham, dan akan sumpah-Nya kepada Ishak; diadakan-Nya hal itu menjadi ketetapan bagi Yakub, menjadi perjanjian kekal bagi Israel" Mazmur 105:8-10
Catatan : Perjanjian Allah yang dibuat di Sinai sama dengan yang Dia buat dengan Abraham, yang disebutNya dengan perjanjian kekal.
8. Ke atas apa dituliskan Allah ke-Sepuluh Perintah itu?
"Dan la memberitahukan kepadamu perjanjian yang diperintahkanNya kepadamu untuk dilakukan, yakni Kesepuluh Firman dan Ia menuliskannya pada dua loh batu." Wahyu 4:13.
9. Ke dalam apa ditulis Musa hukum-hukum yang diberikan Allah itu?
"Ketika Musa selesai menuliskan Perkataan hukum Taurat itu dalam sebuah kitab sampai perkataan yang penghabisan." Ulangan 31:24.
10. Ke dalam apa dimasukkan kesepuluh perintah itu?
"Diambilnya loh hukum Allah dan ditaruhnya ke dalam tabut, dikenakannyalah kayu pengusung pada tabut itu dan diletakkannya tutup pendamaian di atas tabut itu." Keluaran 40:20.
11. Ke mana buku-buku yang berisi hukum-hukum lainnya itu ditempatkan?
"Ambillah kitab Taurat ini dan letakkanlah di samping tabut perjanjian Tuhan, Allahmu. Supaya menjadi saksi di situ terhadap engkau." Ulangan 3l:26.
Catatan: Buku yang ditulis Musa mencakupi Sepuluh Perintah. Membuat buku di samping tabut perjanjian menyanggupkan imam mendekatinya supaya mereka dapat mengetahui kehendak Allah dan dapat mengajarkannya. Kenyataan bahwa Allah menulis hukum atau ke-Sepuluh Perintah itu di atas batu dan menempatkannya di dalam tabut perjanjian di bawah tutup pendamaian menunjukkan pentingnya Sepuluh Perintah itu sebagai pusat dalam pemerintahan ilahi. Tetapi, apa yang ditulis Musa adalah berkuasa seperti buku-buku lainnya dalam Alkitab, kerana itu adalah Firman Tuhan.
12. Bagaimana sifat Kesepuluh Perintah itu?
Bukan hanya tugas terbatas manusia kepada Allah (keempat perintah yang pertama) tetapi juga tugas manusia kepada sesamanya (keenam perintah yang terakhir). Baca Matius 22:36-40; Roma 13:8-10; Galatia 5:14. Hukum Allah adalah rohani (Roma 7:14), luas sekali (Mazmur 119:96) karena hukum itu mengukur alasan dan maksud hati sama seperti yang dilakukan terang-terangan (Matius 5:27, 28; Markus 7:21-23).
Kesimpulan
Prinsip-prinsip hukum Allah benar-benar sudah diketahui sebelum Gunung Sinai. Mengapa perlu menyatakan hukumNya di Gunung Sinai? Karena bangsa itu telah bercampur dengan kekafiran dan penyembahan berhala berabad-abad lamanya dalam perhambaan Mesir dan mereka telah kehilangan pandangan kepada Allah dan hukumNya. Ini adalah salah satu sebab mengapa la membawa mereka keluar dari Mesir. Baca Mazmur 105:37-45.
No comments:
Post a Comment